Tuesday, December 30, 2008

BERUK

Kalau sekilas anda melihat gambar di atas, saya yakin di benak anda akan terlintas sebuah batok kepala atau tengkorak dengan dua mata sipit dan sebuah lubang mulud yang berbentuk bulat, ditengah-tengahnya. Namun pasti akan berubah pikiran jika anda nanti melihat gambar yang ada di ujung paling bawah tulisan ini. Bukannya sebuah batok kepala, tetapi gambar tersebut adalah gambar batok kelapa.

Benda tersebut adalah sebuah alat takaran beras pada jaman dahulu, namanya “BERUK”. Takaran tersebut terbuat dari batok kelapa di potong setengah bola kemudian dibersihkan serabutnya dan diambil daging kelapanya. Dari beberapa beruk yang saya dapatkan bahwa, ternyata biasanya beruk tersebut bergaris tengah atau diameter 12 cm, berarti kedalamannya atau jari-jarinya 6 cm, jadi kalau kita hitung volumenya dengan menggunakan rumus matematika adalah sebagai berikut:

Isi bola dirumuskan dengan V = 4/3 x π x r3

Jika diameter “beruk” tersebut = 12 cm, maka jari-jari (r) = 6 cm,

Maka dapat dihitung volumenya sebagai berikut:

V/2 = 4/3 x π x 63

= 904,32/2

= 452,16 cm3

Dari perhitungan tersebut, maka dapat diketahui bahwa volume beruk itu kurang lebihnya adalah 452,16 cm3

Sebenarnya masyarakat pengguna beruk tidak tahu persis berapa volume alat takar yang mereka gunakan dan mulai kapan alat takar tersebut mulai digunakan sampai menjadi sebuah alat takaran yang dipakai patokan oleh banyak orang. Alat takar ini masih sering kita jumpai di daerah Jawa Timur dan masih dipakai sebagai alat penakar beras, jagung, kedelai baik untuk jual beli maupun untuk takaran yang lain. Alat ini masih sering dipakai oleh masyarakat sampai dengan tahun 1990 an. Masyarakat tidak pernah mempersoalkan kesamaan volume beruknya, tetapi masyarakat jaman dahulu setiap membuat dan menggunakan beruk kurang lebihnya sebesar itu.

Sebuah adat atau kebiasaan yang menunjukkan kejujuran sebuah masyarakat pada jamannya. Masyarakat tidak pernah ribut hanya karena masalah takaran, walaupun takaran tersebut tidak sama persis antara satu dengan yang lain, hal ini karena masyarakat sendiri yang membuat volume takaran itu sama atau mendekati sama.

Sangat berbeda dengan kondisi masyarakat sekarang. Saat ini telah ditemukan sebuah alat yang pasti sama ukurannya, yaitu timbangan, literan dan lain sebagainya yang diakui standarnya secara internasional. Walaupun alat yang telah didesain sama ukurannya untuk setiap jenis. Alat ini oleh masyarakat dibuat “tidak sama” dengan menambah beban pada sisi pembeban atau menipiskan bagian bawah alat literan pada saat membeli, sehingga mendapatkan jumlah atau volume yang banyak dan menebalkan bagian belakang alat literan atau menambah beban pada bagian tempat barang pada saat menjual, sehingga pembeli mendapatkan kurang dari ukuran yang sebenarnya dan sangat merugikan pembeli.

Mungkin dengan bergesernya peradaban membuat pergeser pula kejujuran masyarakat sekarang. Atau karena tuntutan duniawi yang sampai membutakan masyarakat untuk berbuat apa saja demi sebuah harta. Semoga tidak buat pembaca semua..

Friday, December 26, 2008

MENU WAJIB ANDA

Kalau anda suka traveling, khususnya yang suka menggunakan jasa perkereta apian, tentu pernah naik kereta jurusan Jakarta-Semarang atau sebaliknya Semarang-Jakarta. Ada 4 buah kereta api yang memiliki trayek Jakarta – Semarang atau sebaliknya, antara lain Ekonomi yang biasa berangkat dari stasiun Senen kalau dari Jakarta dan stasiun Poncol jika berangkat dari Semarang, dan 3 buah kereta yang berangkat dari stasiun Tawang kalau dari Semarang dan 2 dari Gambir, 1 dari Senen kalau berangkat dari Jakarta.

Kereta tersebut adalah satu kereta Ekonomi, satu bisnis Fajar Utama Semarang jika berangkat dari Jakarta dan berubah nama menjadi Senja Utama Semarang jika berangkat dari Semarang. Kemudian 2 kereta eksekutif masing-masing berangkat dari Semarang jam 4 sore Argo Muria dan jam 21.00 Argo Kamandanu, dan jika kembali ke Semarang dari Jakarta berangkat jam 07.15 pagi Argo Muria 2 dengan harga tiket antara Rp.200.000 sampai dengan Rp.240.000 jika hari libur untuk kereta eksekutif, dan Rp. 75.000 untuk kereta bisnis dan Rp.35.000 untuk kereta ekonomi.

Yang akan kita bicarakan kali ini adalah kereta Eksekutif. Saya sering naik kereta jenis ini. Kalau tidak salah ingat mulai bulan Agustus 2006 sampai saat ini, hampir setiap minggu saya naik minimal sekali pergi-pulang Jakarta Semarang. Memang saya akui perkereta apian hanya pada tahun 2000 sudah banyak mengalami banyak perubahan, mulai dari fasilitas kereta, service dibarengi dengan perubahan harga karcis tentunya.

Tempat duduk yang sangat nyaman, lebih nyamaan dibanding tempat duduk pesawat domestik kelas ekonomi, fasilitas KATV (Kereta api televisi) yang memutarkan film box office terbaru dan lagu-lagu terpopuler, bar, restorasi sampai dengan karaoke, dan makan tentunya. Wouw...

Namun ada satu hal yang mulai tahun 2006 sampai sekarang yang tidak pernah ada perubahan dan memang saya belum menemukan perubahan, yaitu menu makanan. Anda bisa melihat pada inzet gambar di atas, bahwa menu wajib makanan di kereta tersebut adalah nasi, telor goreng, ayam atau hati satu potong, sayur (kalau gak kacang pancang, buncis ya nangka) semuanya dalam kondisi dingin, kerupuk cap (atas nama) kereta api, jeruk satu buah, dan satu gelas air mineral..

Kalau hanya sesekali naik kereta tersebut, mungkin tidak pernah mengetahui kalau menu wajibnya seperti itu, namun kalau seperti saya yang seminggu minimal sekali naik kereta tersebut ya... pasti bosanlah dengan menu seperti itu terus..

Mungkin sebagai usulan, saya yakin bahwa menu tersebut menyesuaikan dengan buget. OK gak masalah, tetapi mungkin lebih indah dan banyak pelanggan yang suka, jika menu tersebut diganti-ganti terus selama seminggu atau dua minggu balik lagi atau selang-seling terus, dengan anggaran yang sama, biar penumpang yang sering naik tidak bosan dengan menu yang diberikan.

Sayang kan kalau gak dimakan, padahal awak kereta api sudah bekerja mati-matian untuk menyediakan menu tersebut. Semoga...

AKHIRNYA MAGISTER JUGA

Jam 21.00, Jumat tanggal 26 Desember 2008. Sebetulnya hari selasa tanggal 23 kemarin saya mau nulis peristiwa ini, tapi karena saya langsung melakukan perjalanan dengan keluarga ke Yogya kemudian ke Madiun setelah anak dan Istri saya menyusul saya ke Yogya, maka saya baru sempet menulis sekarang.

Jam 08.20, Senin. Cerita ini saya awali mulai hari Senin, tanggal 22 Desember 2008 sejak pesawat take off dari bandara Sukarno Hatta jam 08.20 terlambat 10 menit dari jadwal penerbangan semula, saya yang sejak pagi jam 07.00 sudah berada di bandara setelah diantar oleh Istri dan Elang, duduk di kursi 20 A dekat jendela dengan harapan saya bisa menyandarkan kepala bisa tidur dalam perjalanan. Namun rupanya setelah pesawat berada di atas awan sampai hampir mendarat lagi di bandara Semarang, mata tidak mau terpejam sedetikpun, padahal malamnya saya harus ngeprint materi tesis sampai jam 03.30 pagi.

Jam 09.30 pesawat landing di Bandara Semarang dan tidak ada perbedaan antara Jakarta dengan Semarang. Sambil menenteng tas geblok, saya keluar dari gate I kedatangan. Pak Mirza Iskandar sohib saya yang berasal dari Brebes sudah menunggu di depan pintu sambil menghembuskan rokok Ji Sam Soe nya. Sambil salaman kami jalan bersama menghampiri mobil.

Jam 19.40. Semarang yang pagi itu sangat cerah rupanya tidak secerah di jalan. Kendaraan siang itu cukup padat, sehingga membuat kami harus sering menghentikan kendaraan pada saat-saat tertentu. Kampus peleburan atau trent dengan sebutan kampus bawah keliatan sepi, disamping karena sudah sebagian besar aktivitas dialihkan ke kampus atas (Tembalang), hanya satu orang yang di tugaskan di kampus bawah.

Jam 12.00. Setelah menyelesaikan administrasi, kami berdua kembali melanjutkan perjalanan ke atas. Satu-demi satu keperluan kami selesaikan, termasuk melengkapi persyaratan daftar wisuda (jika sidang tesisnya lulus). Jam 19.30 sore segala macam persyaratan termasuk materi sidang sudah saya distribusikan dengan susah payah, karena harus mencari rumah dua dosen yang sangat susah alamatnya.

Jam 20.00. Kebetulan ada seorang teman istri saya yang sudah menyediakan hotel untuk kami, sehingga tanpa harus muter-muter mencari tempat peristirahatan, kami langsung bisa ceck in ke salah satu hotel yang dekat dengan kampus. Malam itu saya habiskan waktunya untuk tidur, setelah melengkapi sedikit bahan paparan besok pagi.

Jam 05.30. "Kriiiiiiiiinnnngggg"... Alarm hand phone di sebelah bantalku berdering setelah menunjukkan jam 05.30 hari Selasa. Aku beranjak mandi dan langsung pergi ke restorasi untuk ngambil breakfast. Soup, ayam goreng, roti bakar, makanan wajib hotel-hotel di Indonesia kami santap di dekat kolam renang untuk mengganjal perut kami. Tanpa terasa jam menunjukkan pukul 07.15 setelah kami berdua ngobrol seputar tesis dan dosen pembimbing kami masing-masing.

Jam 07.45 kami sampai dipelataran kampus saat beberapa petugas cleaning service sedang membersihkan halaman kampus. Saya langsung naik ke lantai 2 ruang sidan A2. Belum ada seorangpun disana. Saya buka notebook saya begitu melihat petugas akademik datang membawa proyektor.

Jam 08.00, dosen penguji mulai berdatangan satu-persatu. Dr. Ing Asnawi Manaf, Ir. Rina Kurniati, MT, Ir. Sunarti, MT. Ir. Holli Bina Wijaya, MUM. Satu persatu dosen penguji memberikan pertanyaan kepada kami setelah saya memaparkan hasil penelitian saya yang terangkup dalam sebuah Tesis dengan judul Sistem Pendidikan Non Formal pada Kawasan Kumuh di Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat. Begitu banyak dan tajam pertanyaan yang disampaikan ke saya, dan seribu jawaban saya sampaikan kepada beliau.

Jam 10.00, tanpa terasa. Setelah Pak Holli mempersilahkan saya keluar sebentar pertanda sidang telah berakhir. Kami keluar menunggu hasil musyawarah para penguji. Sepuluh menit saya diluar, kembali saya dipanggil untuk masuk kembali. "Hasil dari musyawarah kami, mengingat, menimbang dst.. bahwa secara terpaksa kami memutuskan.......(agak ada jedanya) bapak lulus dengan beberapa perbaikan dan saya ucapkan selamat" Pak Holli mengakiri pembicaraannya dengan mengulurkan tangan kepada saya memberikan selamat. Berikutnya dosen-dosen yang lain bergantian memberikan selamat kepada saya.

Jam 10.15. Plong, rasa bebas dari sedikit beban telah hilang. Saya keluar dari ruang sidang setelah beberapa saat saya ngobrol dengan dosen. Saya kembali temui satu persatu dosen penguji saya. Ada sedikit revisi tesis saya. Saya teringat teman saya yang lagi menunggu saya di bawah. Saya langsung ke bawah dan saya cari pak Iskandar. Rupanya beliau sedang ketemu putranya. Tidak begitu lama beliau muncul, kami dipeluk.. "Akhirnya master juga" kata yang terucap darinya.

Tuesday, November 11, 2008

SELEBRITIS ITU BERNAMA AMROZI CS

Hampir sebulan belakangan ini saya paling males melihat televisi dan membaca koran. Masih masalah televisi dan media massa. Bukan karena listrik mati atau gak punya duit untuk membeli koran. Tetapi karena menurut saya materi yang disiarkan tidak ada yang bermutu apalagi mendidik. Coba dibayangkan, mulai membuka mata pagi sampai televisi tutup siar tengah malem, berita yang di muat hanya satu yaitu Amrozi cs.

Amrozi cs adalah seorang aktor intelektual teror bom Bali 1 dan beberpa bom sebelumnya di negeri ini. Amrozi cs telah mendapatkan stempel sebagai teroris di indonesia, yang semestinya harus kita cela apapun alasannya. Amrozi cs yang membuat muka Indonesia di kancah dunia agak terpuruk dengan di kalimnya sebagai sarang teroris. Amrozi cs pula yang diganjar hukuman mati atas perbuatannya.

Sudah cukup... menurut saya berita itu sudah cukup jelas, dan informatif. Nah, bagaimana dengan kejadian sehari-hari di media massa kita. Amrozi di ulas bak seorang pemimpin besar, diulas bak pahlawan besar, di ulas bak selebritis. Bahkan sudah susah membedakan antara menyiarkan pemimpin negara yang beneran dengan Amrozi sebagai “pemimpin” beneran juga. Tidak ada bedanya menyiarkan Obama menjadi Presiden dengan Amrozi cs.

Malah sangat bertolak belakang dengan penyiaran tentang pembangunan di negeri ini, tentang turunnya harga BBM (tapi masih ada yang punya pikiran trik politik, itulah orang sirik menjadi pemimpin) yang membela rakyat, berita tentang pendidikan, berita tentang budaya negeri ini.

Memang, media massa mendapatkan profit dari pemirsa dan pembaca. Tapi jangan menjual berita yang sifatnya membodohi masyarakat, dengan mencekoki berita yang bersifat negatif, jangan ngawur kalau menayangkan berita. Apakah memang kemauan masyarakat kita adalah hal-hal seperti itu? Kalau ya, inilah tugas pers untuk membelokkan kemauan masyarakat yang akan salah ke jalurnya yang benar. Bukalah mata masyarakat dengan pembangunan negeri ini, dengan keanekaragaman negeri ini, indahnya pesona wisata negeri ini, ramahnya negeri ini. Jangan dicekoki masyarakat kita dengan berita kekejaman, sadisme, mistik dan hal-hal yang gak ada gunanya. Penjahat yang gak ngerti apa-apa akan terinspirasi dengan melihat tayangan televisi atau membaca koran yang isinya mengulas cara-cara berbuat ulah kriminal. Atau minimal berimbanglah.

Setelah empat mata di larang tayang (seharusnya sih sudah lama di larang tayang) jangan sampai ada lagi yang di larang karena anda sendiri yang menayangkan kabar dan berita yang tidak ada unsur pendidikan dan tidak memberikan informasi yang positif ke masyarakat. Semoga

INDONESIA BUKA LOWONGAN PEMIMPIN SEPERTI JOHN MC CAIN BUKAN OBAMA

Beberapa hari terakhir ini, media cetak dan elektronik di negeri ini dan beberapa negara tetangga hampir tiap detik menyiarkan Barry Hussein Obama atau yang lebih dikenal dengan nama Barack Obama. Bukan karena apa, Barack Obama pada tanggal 5 November 2008 telah terpilih menjadi presiden Amerika yang ke 44.

Para ibu-ibu rumah tangga, para eksekutif, bapak-bapak bahkan ada sebuah komunitas tertentu yang dengan sengaja bersorak-sorak dan berteriak-teriak dan ada yang dengan dana sendiri yang tidak sedikit melaksanakan syukuran dan pesta atas kemenangan Barack Obama. Rasanya orang-orang tersebut menginginkan orang (sosok) Obama di Indonesia.

Sebenarnya siapa sih Barack Obama itu??? Barry Hussein Obama atau yang lebih dikenal dengan nama Barack Obama, adalah seorang kulit hitam Afrika-Amerika yang lahir di Honolulu Hawai 47 tahun yang lalu dari seorang ayah bernama Barack Hussein Obama, Sr, dan Ibu seorang kulit putih dari Kansas bernama Ann Dunham. Ayah Obama meninggal pada sebuah kecelakaan, sehingga Ann Dunham menikah lagi dengan Lolo Sutoro, yang kemudian di boyong ke negeri Lolo yaitu Indonesia. Sampai dengan umur 10 tahun Barry Obama tinggal di Indonesia dan pernah mengenyam sekolah lokal SDN 01 Menteng Jl. Besuki Menteng Jakarta sebelum kembali ke Amerika ikut dengan kakek dan neneknya.

Dengan kondisi demikian, dan dengan posisi Barack yang demikian, adakah kontribusi positif terhadap pemerintahan di Indonesia?? Atau kemasyarakat Indonesia yang telah bersuka cita setelah terpilihnya Barack Obama menjadi presiden. Mungkin jawabnya yang tepat adalah belum tentu. Kenapa demikian? Amerika adalah negara Adidaya yang sudah mapan dan maju, yang mempunyai politik luar negeri Amereka sendiri, dan bukan politik luar negeri Obama, artinya Obama tidak bisa dengan seenaknya menjalin hubungan dengan negara lain tanpa melihat rambu-rambu yang sudah ada di Amerika.

Menjadi presiden di Amerika hanya terbatas pada melaksanakan janji-janji politiknya pada saat kampanye. Nah sekarang kita ingat-ingat kembali, adalah janji Obama pada saat kampanye akan membantu atau menjalin hubungan baik walaupun tersirat dengan negara muslim sebesar Indonesia?? Ini yang perlu di tanyakan.

Kalo saya lebih tertarik dengan John Mc Cain, kenapa demikian?? Di negeri yang subur makmur gemah ripah loh jinawi ini belum ada orang yang seperti John Mc Cain. Seorang negarawan, memiliki rasa nasionalisme tinggi, seorang yang besar hati. Pada saat diputuskan kalau Barack Obama yang memenangkan vote, maka John Mc Cain langsung berdiri di depan ribuan pendukungnya seraya menyampaikan pidatonya yang berisi ajakan untuk menerima kekalahan dengan besar hati dan mengakui kemenangan dan kelebihan Obama atas dirinya. Dan sekaligus mengajak pendukungnya untuk mendukung semua tugas dan program yang dicanangkan Obama untuk negeri Amerika.

Sangat berbeda dengan di Indonesia, begitu kalah dalam perhitungan pemilihan suatu kepala negara atau daerah, maka pemimpin yang kalah langsung berdiri di depan pendukungnya dan mengajak pendukungnya untuk memprotes perhitungan yang dianggap curang, mengulang perhitungan, (pilkada Jatim, Maluku dll) dan mengajak untuk memboikot seluruh program kerja pemimpin terpilih sekaligus menggoyang dan manjatuhkan pemimpin terpilih.

Memang untuk menjadi sebuah negara besar harus melalui pembelajaran yang panjang, tapi jangan terus belajar,, taruh kepentingan negara di atas segala-galanya. Jangan menaruh kepentingan pribadi, golongan dan partai di atas segala-galanya dan ingin menang sendiri. Coba para pemimpin berfikir “kalo semua pingin menang, siapa yang kalah” “kalau pemimpinnya tetap seperti ini, gak pernah dewasa dan seperti anak-anak, kapan menjadi negara yang besar negeri yang kita cintai ini..

Monday, October 27, 2008

ANALISIS KUALITATIF

Hari ini tepat tanggal 28 Oktober 2008, hari dimana bangsa Indonesia memperingati Sumpah Pemuda. Setiap ada lapangan terbuka, banyak bergerombol orang-orang yang memakai seragam korpri kayak mau demo melaksanakan upacara bendera.

Tidak begitu dengan saya, selain dikarenakan saya belum mengetahui manfaat upacara, saya hari ini ngubek-ngubek salah satu toko buku terbesar di negeri ini untuk mencari buku tentang panduan melakukan analisis kualitatif.

Jam 10.00 wib saya sudah masuk toko, komputer yang berisi data base analog buku yang ada disitu saya operasikan. Sebesar toko itu, cuman ada 2 buku yang melihat judulnya sesuai dengan yang saya inginkan.

Aku baca buku tersebut, rupanya gak sesuai dengan keinginan saya. Karena yang saya inginkan adalah panduan melakukan analisis kualitatif mulai dari data hasil wawancara, teknik melakukan koding, teknik display data, sampai teknik manarik kesimpulan.

Pusing aku dibuatnya, (segitunya). Hal ini bukan tanpa alasan, karena saya dikejar deadline harus menyelesaikan tugas pada akhir bulan ini.

Sobat MP yang budiman, kalo anda pernah membaca buku tersebut, tolong saya diberitahu buku karangan siapa, cetakan mana dan kemana saya harus mencarinya.

Seharusnya hari ini saya bersemangat sumpah pemuda, namun karena hanya karena buku saya dibuat pusing jadinya.

Monday, October 20, 2008

RUMAH BOTOL

Kalau anda pecinta gunung, (pendaki gunung atau terdaftar dalam himpunan pecinta alam) pasti mengenal yang namanya gunung Lawu. Gunung Lawu adalah gunung yang berada diperbatasan antara Jawa Timur dengan Jawa Tengah, tepatnya di Kabupaten Magetan. Gunung yang memiliki ketinggian 3265 dpl ini termasuk salah satu gunung yang memiliki bunga Edelweis berwarna merah. 

Terlepas dari gunung dan Edelweis, kalau anda akan naik ke Gunung tersebut pastilah anda akan melewati suatu daerah namanya Cemoro Sewu, pos pendakian pertama tersebut cukup mudah ditempuh lewat jalur darat yaitu melewati Karang Anyar ke arah air terjun Grojokan Sewu, atau lewat Magetan, Sarangan naik ke atas. 

Cuman anda harus berhati-hati karena jalanannya naik dan turun sangat curam dan penuh dengan jalan berkelok dengan tanjakan tajam. Apalagi kalo anda melewati Sarangan, tanjakan lebih curam, dengan jalan yang sempit. Jalan tersebut merupakan jalan tembus dari Madiun ke arah Surakarta. Namun sebenarnya sudah dibuka jalan baru (diperlebar) dengan pemandangan yang indah berbatuan, namun juga masih memiliki tanjakan curam. 

Kalo anda belum terbiasa lewat jalan tersebut akan kesulitan untuk menanjak. Kalau bisa sebaiknya menggunakan mobil atau motor yang masih sehat. Karena mobil sehat aja harus masuk gigi 1 dan 2 agar mampu menanjak, atau agar aman kalau berjalan menurun.

Nah pada pos pertama di desa Cemoro Sewu tersebut, tepatnya di belakang pos pendakian pertama, ada sebuah rumah (gubuk) kalau melihat konstruksinya akan digunakan untuk berjualan yang seluruh temboknya terbuat dari botol bekas minuman suplement dan botol bekas air mineral. Kreatif memang, karena tidak perlu lagi menggunakan batu bata atau batako untuk membuat rumah tersebut berdiri.

Saya tidak sempat menghitung, tetapi saya yakin ribuan botol suplement dan bekas air mineral yang digunakan untuk membangun rumah tersebut. Entah sampai seberapa kekuatan bekas botol tersebut menggantikan batu bata dan batako untuk konstruksi, yang jelas bangunan tersebut tetap menggunakan tiang cor dari besi, semen pasir dan batu. Namun sampai saat saya kesana bangunan tersebut belum selesai (masih proses pembangunan).

Kalau anda pergi ke Cemoro Sewu, coba sempatkan mampir ke rumah botol tersebut, siapa tahu sudah selesai proses pembangunannya.

Thursday, October 16, 2008

HIGH WAY PORTAL

Mulai hari ini (tgl 17 Oktober 2008) kayaknya kita pemakai jalan raya di Jakarta harus ekstra hati-hati, terutama mereka yang suka menerobos jalur Trans Jakarta atau yang lebih dikenal dengan sebutan jalur bus way. 

Bukan dikarenakan sesuatu hal, misalnya ada polisi ataupun apa, tetapi dinas perhubungan Pemda DKI telah memasang pintu otomatis pada jalur-jalur trans Jakarta yang sering di terobos oleh pengendara motor atau kendaraan selain trans Jakarta.
Palang pintu tersebut akan membuka dan menutup secara otomatis selama kurang lebih 3 detik, yang diharapkan begitu bus trans Jakarta lewat, maka pintu akan segera tertutup dan mobil yang mengikuti di belakang bus akan kena portal apalagi kendaraan yang menerobos sendirian. 

Hal ini dilakukan oleh Pemda DKI, karena selama ini Dinas Perhubungan DKI telah kewalahan bagaimana cara membuat jera pengendara kendaraan bermotor yang suka menerobos jalur Trans Jakarta yang mengakibatkan sering bus terlambat datang pada halte-halte yang telah ditentukan yang mengakibatkan menumpuknya penumpang pada suatu halte.
Ide cemerlang, inovatif memang para karyawan Pemda DKI untuk menciptakan action yang spektakuler, contoh lain:  masih terlitas dibenak kita beberapa bulan yang lalu Dinas Perhubungan mengunci ban mobil yang parkir sembarangan. Namun sekarang sudah banyak lagi mobil yang parkir tidak digembok, apakah kuncinya sudah pada hilang, atau karena terlalu banyaknya kendaraan yang melanggar sehingga membuat keder petugas.
Mudah-mudahhan ide portal ini tidak mengikuti ide kakak-kakaknya yang telah di launching duluan, dan terus akan membuka tutup seperti yang diharapkan. Jangan hanya bisa buka dan gak bisa nutup, sehingga pengendara bandel akan kembali lagi mengulangi pekerjaannya.
 

Thursday, September 18, 2008

SATU, ONE, SIJI, SETONG

"Satu tahun yang lalu"

Tidak seperti hari biasanya pagi buta itu, aku dengan semangat mengeluarkan mobil dari garasi belakang rumah. Saya basuh mukanya dengan air satu ember dan bergegas ke rumah sakit Harapan Kita Jakarta. Campur aduk pikiranku antara, rasa senang, rasa khawatir, dan rasa-rasa yang lain terlintas semua di pikiranku walaupun hanya sekejab.

Tanpa terasa ban mobil sudah sampai di pelataran Rumah Sakit itu, "kiri-kanan, stop" kalimat dari juru parkir yang terdengar di telingaku. Kuinjak rem dan kumatikan mobil.

Aku segera berlari ke depan pintu "Mawar", dimana istriku berada. Sudah beberapa dokter melakukan visitasi ke los mawar saat aku sampai sana.

"Tenang pak, mungkin kita kloter ke lima" aku dikagetkan suster yang sejak tadi memperhatikan kegelisahanku. Aku hanya tersenyum.

Tak berapa lama dua orang suster menghampiri istriku sambil berkata, "hayo kita berangkat". Waduh, dadaku terasa sesak, aku gak tahu kenapa hal itu terjadi. Aku, ibu dan beberapa saudara mengikuti istriku yang terbaring di dorong ke ruang operasi.

Ruang operasi rupanya sangat dingin, mungkin 5-10 derajat celcius. Sampai aku menggigil dibuatnya. Aku duduk diruang tunggu (didalam kamar operasi). Aku liat disebelahnya ada bayi yang sumbing, dada ku tambah sesak. Setelah aku ajak istriku berdo'a, aku keluar dari ruang operasi dan menunggu di luar bersama saudara-saudaraku.

Aku sakit perut, berdebar-debar, sakit kepala, mual, keringat dingin, lemes dibuatnya tatkala istriku sendirian diruang operasi. Mungkin hal itu karena kekawatiranku akan keselamatan istriku. Waktu terasa lama, terasa jam tidak bergerak. Sampai waktu menunjukkan pukul 10.15 menit aku dikagetkan oleh panggilan namaku dari dalam ruang operasi.

Aku beranjak masuk ruang itu, aku dikagetkan oleh seorang bayi dalam inkubator yang didorong keluar dari ruang operasi. Saya liat bibirnya sumbing. "Ini anak saya" saya tanya ke suster " Bukan pak jawabnya". Belum hilang kagetku, aku dipanggil suster. "Pak ini anaknya" Anak mungil itu didorong ke ruang bayi, kuperhatikan anggota tubuhnya satu-persatu.

"Pak, tolong diperhatikan, anak bapak normal, kaki ada dua, jari kaki ada lima, jari tangan ada lima, kuping ada, langit-langit ada, dubur normal, ini ada tanda lahirnya tahi lalat di kakinya pak". Plong aku melihat semua itu, sampai-sampai aku melupakan ibunya yang masih terbaring diruang operasi.

"Suster, ibunya sehat?" tanyaku.. Waduh saya hanya menolong bayinya pak, coba tanya keruang operasi. "Ibunya sehat" sambut dokter menyalamiku.

Allahhuakbar, tanpa terasa aku meneteskan air mata, bersyukur akan kebesaranmu ya Allah. Ku cium anak mungil itu. Sambil menangis aku kumandangkan azdan dan qomat di telinganya.

Anak mungil itu, harta kami itu, kami beri nama Elang Arka. Pada hari ini kekayaan kami itu telah berusia satu tahu, lucu, imut, gemes, ngangennin. Semoga kelak akan menjadi anak yang soleh, berbakti pada orang tua, agama dan dunia nak, semoga. Sukses dan selamat nak, bapak dan ibumu selalu mendo'akanmu.

"One years ago"

Thursday, September 11, 2008

NGABUBURIT

Kalo anda tinggal di daerah Jawa Barat atau Jakarta, saya yakin sudah sangat familiar dengan kata "ngabuburit". Ngabuburit setahu saya berasal dari bahasa sunda, yang maksudnya menunggu saat berbuka puasa ramadhan. Namun dari bebeapa literatur menyatakan bahwa tidak ada arti yang pasti dari kata ngabuburit. Ngabuburit diartikan dengan memanfaatkan waktu yang tersisa satu sampai dua jam sebelum berbuka puasa.

Menunggu pada jam-jam tersebut memang serasa lama dan sangat membosankan. Nah, untuk melupakan sejenak waktu tersebut, biasanya dihabiskan dengan berjalan-jalan ketempat yang mereka sukai. Bahkan banyak tempat-tempat yang pada hari biasa kurang istimewa (pada hari biasa kurang menarik) namun biasanya selama bulan puasa ramai dikunjungi dan menjadi tempat favorit.

Ngabuburit menjadi life style orang-orang yang berpuasa, selain mengunjungi tempat-tempat wisata dadakan, mall, atau tempat-tempat strategis lainnya, biasanya banyak anak muda ngisi kegiatan ngabuburit dengan balap motor di jalanan, atraksi motor atau sepeda BMX, atau sekedar nongkrong-nongkrong di tempat yang rindang.

Banyak tempat yang dijadikan lokasi ngabuburit, mulai dari Bandara Sukarno Hatta, di atas jembatan layang, danau sunter podomoro, cipinang indah bahkan tidak hanya di Jakarta dan sekitarnya, di Semarang budaya ini juga sudah mulai mentradisi terbukti dengan banyaknya mahasiswa yang melakukan ngabuburit di jalan masuk kampus Universitas Diponegoro.

Di kanan kiri jalanan kampus yang cukup sempit, para remaja memarkir motornya berjajar seolah di komando untuk berbaris. Beberapa saat lewat pengendara motor yang melintas di jalanan tersebut dengan kecepatan tinggi (trek-trek an). Para remaja yang berada di kanan kiri jalan seolah menjadi penyemangat sambil melongok ke tengah jalan untuk melihat siapa yang menang. Sudah tidak lagi ingat laper, sudah tidak lagi inget puasa dan sudah tidak lagi inget bahaya yang mengancam dirinya.

Apakah budaya ngabuburit harus di lakukan dengan hal-hal seperti ini??? Bukankah sebaiknya dilakukan di masjid, surau atau mushola dengan membaca al qur'an, pengajian, atau melakukan hal-hal yang sifatnya religius?? (foto : indosiar)

Sunday, August 31, 2008

MUNGGAH

"Munggah" menurut bahasa Jawa artinya adalah melangkah ke tempat yang lebih tinggi, misalnya munggah bus, artinya melangkah naik bus, munggah gunung, artinya menaiki gunung, munggah kelas artinya naik dari kelas sebelumnya ke kelas yang lebih tinggi.

Namun lain halnya arti "munggah" menurut masyarakat Betawi muslim dan Sunda, (Jakarta dan sekitarnya) munggah diartikan dengan satu hari menjelang puasa Ramadhan.

Ada apa dengan munggah? Satu hari menjelang puasa Ramadhan, kaum muslim di Jakarta dan sekitarnya melakukan berbagai macam ritual. Ritual yang paling mencolok adalah budaya berkunjung ke keluarga yang lebih tua. Biasanya mereka membawa masakan. Disamping membagi-bagikan uang dan saling memaafkan antara anggota keluarga. Hal ini tidak saja dilakukan di lingkungan keluarga tetapi biasa dilakukan di kantor-kantor, dengan membagi-bagikan uang dari atasan kepada bawahan, dengan dibarengi acara makan-makan dan saling memaafkan disamping niat melakukan silaturahmi.

Kebiasaan lain yang terasa pada saat munggah adalah banyaknya masyarakat mengunjungi tempat-tempat perbelanjaan, seperti mall, pasar untuk membeli kebutuhan hari pertama bulan Ramadhan. Disamping mengunjungi tempat-tempat pemakaman sanak saudara untuk berdo'a. Kegiatan ini biasanya akan menjadikan kegiatan lain para penjual bunga tabur dengan menjadikan pintu makam sebagai pasar bunga dadakan.

Tradisi ini sebenarnya sudah berlangsung sejak dahulu kala. Pada jaman kerajaan tradisi munggah dilakukan dengan makan enak bersama sanak keluarga dan masyarakat sekitarnya sebelum seseorang akan melakukan pertapa. Diartikan bahwa munggah sebagai hari menyambut niat akbar seseorang atau sekelompok masyarakat tertentu.

Apakah anda juga termasuk yang memiliki tradisi ini?

Selamat berpuasa Ramadhan.

Wednesday, August 20, 2008

CEMONG

Sudah tidak nampak lagi raut muka manis itu, sudah tidak nampak lagi bilur-bilur garis kecantikan dan kegantengan anak-anak itu, sudah tidak nampak lagi bibir tipis dan mungil, sudah tidak nampak lagi lesung pipit itu, sudah tidak nampak lagi gigi bersih itu, bahkan sudah tidak bisa mengenali lagi siapa dirinya. Yang tertinggal jelas di wajah mereka adalah rasa senang, rasa gembira, rasa bangga bahkan rasa sedih karena telah memenangkan atau bahkan kalah dalam pertempuran hebat pada hari minggu itu. Bahkan warna hitam sebuah semangka sebesar bola volly yang dilumuri tepung arang yang dicampur dengan minyak goreng dan di tancapkan beberapa koin di sekelilingnya telah hilang, berganti warna hijau mengkilat karena warna hitam telah berpindah tempat kemuka, kepipi, kejidat anak-anak yang barusan ikutan lomba ngambil koin dari buah semangka.

Hari minggu itu tepatnya tanggal 17 Agustus 2008 bagi anak-anak merupakan hari istimewa karena libur, ada perhelatan besar yang hanya bisa mereka ikuti sekali setiap tahun, kegiatan yang tidak pernah mereka sadari kenapa libur dan kenapa ada perlombaan. Hari minggu itu adalah hari pulang cepat karena di sekolah mereka hanya upacara dan tidak ada kegiatan belajar mengajar. Hari minggu itu adalah hari bebas, sebebas-bebasnya bagi mereka. Bebas mengekspresikan kegembiraan. Sampai terlihat jelas dari raut mereka. Suka cita tertawa gembira.

Mereka tidak pernah menyadari dan tidak mengerti, bahwa hari itu adalah hari yang sangat bersejarah bagi kehidupan republik ini. Hari kemerdekaan sebuah bangsa Indonesia. Tonggak awal bangsa Indonesia yang besar ini mulai merangkak bangun dan belajar berdiri. Tonggak bangsa Indonesia melepaskan diri dari belenggu penjajah. Tonggak mulainya sebuah bangsa besar untuk mengatur dirinya sendiri dan membangun negerinya sendiri.

Banyak diantara mereka tidak mengerti apa arti 17 Agustus bagi bangsanya, tidak hafal lagi pancasila (apalagi mengamalkan), tidak hafal lagi lagu kebangsaannya, bahkan tidak mau tahu apa lambang negaranya. Yang penting bagi mereka adalah dapat koin sebanyak banyaknya. Apakah ini gambaran rakyat Indonesia semua? atau gambaran pemimpin bangsa Indonesia? yang hanya berjuang mengumpulkan uang dari korupsi tanpa berfikir, memikirkan, nasib bangsanya. Pemimpin yang gak mau ngerti Indonesia, pemimpin yang hanya mementingkan golongan / partai/ bahkan dirinyaa sendiri. Kayak anggota DPR kita..

Monday, July 28, 2008

HOT SPOT

"Bu, maaf tunggu setengah jam lagi ya, karena dokternya masih rapat di atas belum lagi nanti harus dibaca dulu, mungkin 30 sampai 40 menit" Aku dikejutkan oleh teriakan seorang petugas laboratorium Patologi Anatomi Rumah Sakit Kanker Darmais Jakarta, saat saya dan istriku duduk dikursi menunggu hasil laboratorium Patologi Anatomi Ibu yang beberapa waktu yang lalu menjalani operasi teroid.

"Sreeet"... Sambil beringsut merubah posisi dudukku yang kurang nyaman, kutarik tas ransel yang selalu menemaniku kemana aku pergi. Kuambil laptopku.

Mendingan aku mengerjakan tugas kampusku yang belum juga selesai setelah terbengkalai hampir satu tahun, pikirku.. Ku buka laptopku,.. iseng-iseng ku "on" kan tombol wireless. Ternyata komputerku menangkap sinyal dari wireless walaupun kecil.. Aku jalan ke depan, ternyata di depan bertambah besar dan bisa digunakan browsing..

Memang beberapa fasilitas umum seperti rumah sakit beberapa tahun terakhir ini sudah mulai melakukan pembenahan diri, yang selama ini selalu mendapatkan raport merah dalam soal pelayanan. Biasanya pembenahan diawali dengan memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan memberikan bantuan dan servis sebaik-baiknya oleh petugas.

Namun rupanya dengan adanya sub din penjaminan mutu di dinas kesehatan dan akreditasi terhadap rumah sakit. Beberapa rumah sakit besar telah menambah servis kapada pelanggannya dengan menambah beberapa sarana dan prasarana, baik untuk si sakit maupun untuk keluarganya.

Terbukti dibeberapa rumah sakit di Jakarta (salah satunya rumah sakit Darmais), memberikan layanan dengan memberikan fasilitas internet gratis (wireless) yang bisa dinikmati oleh seluruh pengunjung rumah sakit. Disamping dapat membantu pekerjaan para pengantar, pembesuk, bahkan pasien, juga dapat digunakan sebagai pengusir jemu sambil browsing seraya menunggu giliran antri dokter.

Konsultasi dengan dokter dirumah sakit ini memang membutuhkan waktu yang lama, satu pasien rata-rata memakan waktu 45 menit. Jadi kalo sudah dapat nomor antrian di atas 10 bisa dihitung berapa jam lagi kita harus bengong menunggu. Tapi itu bukti sebuah pelayanan, dimana seorang pasien diberikan waktu seluas-luasnya untuk mengkonsultasikan penyakit yang di deritanya.

Namun bagaimana dengan layanan laboratorium PA nya??? sudah satu jam lebih saya menunggu pak dokter membaca hasil laboratoriumnya juga belum selesai. Padahal dimasukin ke laboratorium sudah satu minggu yang lalu. Kok.. hari ini tinggal mengambil hasil masih harus menunggu beberapa jam lagi. Sebenarnya seberapa lama dokter harus membaca hasil laboratorium??? Kok harus menunggu satu minggu lebih satu jam...

Sayang, pelayanan dengan memberikan fasilitas wireless yang canggih telah ternoda dengan lamanya dokter membaca hasil laboratorium Patologi Anatomi. Seandainya membacanya lebih di percepat,,, gak bisa dibayangkan.. Sangat indah sekali pelayanan rumah sakit Darmais....

Semoga

Thursday, March 13, 2008

SISI GELAP DUNIA PENDIDIKAN


Dictionary of Education menyebutkan bahwa pendidikan adalah proses di mana seseorang mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya di dalam masyarakat di mana ia hidup, merupakan sebuah proses sosial di mana orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol, sehingga dia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan menjadi manusia yang sesungguhnya, yaitu manusia yang memiliki integritas tinggi dan moralitas yang selalu menjunjung tinggi kebenaran serta memiliki kemampuan sosial dan individu yang optimum.
Kondisi di atas adalah kondisi ideal pendidikan yang kita inginkan, yaitu pendidikan yang dipandang dan dipotret secara utuh.
Namun ketika pendidikan dipandang sebagai proses maka, seringkali menemukan sisi gelap dalam pelaksanaannya. Masih terdapat korupsi, kolusi dan nepotisme. Misalnya masih ada beberapa pungutan - pungutan yang sering kali beraroma korupsi yang dilaksanakan oleh sekolah. Terkadang sebuah sekolah melakukan pemungutan dana yang di claim sebagai Sumbangan Awal Belajar (SAB) tidak kira-kira, dengan alasan karena sekolahnya merupakan sekolah unggulan. Padahal tidak pernah ada definisi yang valid tentang sekolah unggulan yang dimaksud.
Tidak itu saja, bagaimana seorang guru karena unsur kasian atau unsur lain meloloskan keinginan anak didiknya untuk naik kelas, lulus, bahkan dapat melanjutkan ke sebuah perguruan tinggi, padahal mereka tidak layak untuk itu. Hal ini dilakukan dengan melakukan mark-up nilai, walaupun sisi kognitifnya tetap pas-pas san. Atau bahkan ada beberapa kasus guru menjual nilai dengan cara memberikan les privat. Bahkan yang lebih ekstrim ada beberapa kasus yaitu dengan mengganti keseluruhan nilai raport agar siswa dapat diterima di perguruan tinggi lewat jalur- tertentu.
Hal ini karena adanya pemahaman di masyarakat yang salah tentang pendidikan. Banyak yang memandang keberhasilan anak, jika dia dapat melanjutkan ke sebuah sekolah atau perguruan tinggi yang favorit, atau dengan cepat mendapatkan kerja. Begitu juga sekolah sebagai lembaga pendidikan menganggap sebuah kesuksesan besar jika lulusan anak didiknya dapat memasuki sekolah yang bergengsi atau favorit.
Pendongkrakan nilai, mark-up ataupun apa namanya dilakukan untuk membantu kelulusan nilai keseluruhan yang perlu dicapai oleh para siswa pada ujian akhir untuk mengejar standar nilai yang diwajibkan oleh pemerintah. Adapun fakta empirik menunjukkan bahwa pendongkrakan nilai umumnya dilaksanakan pada hasil ujian sekolah yang diselenggarakan oleh masing-masing sekolah.
Peristiwa sedemikian terjadi karena mutual aggreement antara pihak sekolah dengan orang tua atau wali siswa dalam “membantu” proses pendidikan. Situasi ini terjadi karena anak-anak yang kebetulan orang tua mereka juga menjadi “aktor penting” dalam dunia pendidikan atau tenaga pendidik, sehingga dengan mudah mengintervensi penilaian yang diberikan oleh rekan sejawat yang nota bene merupakan para guru bagi anak-anak mereka.
Semangat kesatuan yang negatif tersebut, telah memberikan warna tersendiri bagi aspek netralitas penilaian hasil evaluasi belajar siswa. Kemudian menjadi sebuah ketidak adilan apabila, gambaran tentang sisi gelap dunia pendidikan di atas digeneralisasikan sebagai fakta yang berlaku pada seluruh sekolah yang ada di bumi pertiwi ini.
Apa yang berlaku pada dunia pendidikan kita hari ini, baik itu keberhasilan yang membanggakan seperti semakin banyaknya peserta didik yang menerima penghargaan sebagai juara pada olimpiade ilmu pengetahuan. Ataupun kebalikannya sisi buram seperti yang telah diuraikan di atas maka, semua itu merupakan dinamika proses pembangunan sumberdaya manusia yang kita hadapi. Hanya saja sisi positif yang dihasilkan dari perjuangan mengangkat harkat dan martabat manusia Indonesia melalui pendidikan perlu terus ditingkatkan.
Sementara gambaran yang bersifat negatif dan telah memberikan noda hitam pada citra dunia pendidikan perlu dihapuskan. Kalaupun tidak mungkin dilaksanakan secara revolusioner, namun secara bertahap perlu direalisasikan, melalui berbagai trobosan konkrit berupa:
(1) Memangkas mata rantai yang potensial memberikan kesempatan bagi terciptanya peristiwa korupsi, kolusi dan nepotisme. (2) Membangun mentalitas masyarakat yang bersih dari semangat korupsi, kolusi dan nepotisme, dengan memulainya dari dunia pendidikan sebagai garda terdepan.
(3) Walaupun terdengar sudah agak klise tapi tetap merupakan bagian penting dalam pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme yakni aspek penegakkan supremasi hukum. Ini tidak semata dimaknakan dengan pemenjaraan dan pemberian hukuman seberat mungkin pada pelaku korupsi, kolusi dan nepotismne saja, tetapi juga memberikan apresiasi pada lembaga atau institusi yang memiliki tingkat penyimpangan (korupsi, kolusi dan nepotisme) terrendah. (4) Menjalin kerjasama antara pemerintah, masyarakat dan institusi pendidikan, di mana kerjasama tersebut tidak sebatas "lips service", akan tetapi usaha saling bahu-membahu dalam menciptakan mekanisme kontrol di antara masing masing komponen negara bangsa (nation state) itu.
Sudah seharusnya pembenahan korupsi, kolusi dan nepotisme dimulai dari dunia pendidikan. Karena melalui pendidikan, akan dilahirkan insan yang sepatutnya tidak berorientasi hedonistik dengan aliran matrialisme serta memuja kekayaan duniawi dengan tanpa memperdulikan cara-cara yang ditempuh demi mencapai tujuan. Disamping itu pendidikan seharusnya bertujuan membangun aspek moralitas dan etika masyarakat yang sesuangguhnya dan bukan justru meruntuhkannya.(disunting dari berbagai sumber)

ELANG ARKA MANGGALA

Jam 10.50 wib:::hari Rabu Wage:::Tanggal 19 September 2007:::Allah telah memberi lagi kepada kami karunia, hidayah, rahmat yang tidak ternilai:::Seorang laki-laki mungil:::Dengan berat 4.040 kg:::Mengharuskan dokter bekerja keras membedah perut sang ibunya:::Operasi dilakukan di rumah sakit Harapan Kita Jakarta:::Karena selama ini konsultasi dan perawatan di sana:::Rasa senang, haru bercampur aduk jadi satu:::Proses operasi disaksikan oleh seluruh keluarga kami:::Mulai dari adik, sampai om ada disana:::Orok yang cakep itu kami beri nama Elang Arka Manggala:::Bukan sebuah nama yang berlebihan:::Kami menaruh harapan buat anak kami seperti arti namanya:::Seorang pemimpin dan pelindung yang kokoh, tegar dan bersinar:::Semoga, Amin..