Tuesday, November 11, 2008

INDONESIA BUKA LOWONGAN PEMIMPIN SEPERTI JOHN MC CAIN BUKAN OBAMA

Beberapa hari terakhir ini, media cetak dan elektronik di negeri ini dan beberapa negara tetangga hampir tiap detik menyiarkan Barry Hussein Obama atau yang lebih dikenal dengan nama Barack Obama. Bukan karena apa, Barack Obama pada tanggal 5 November 2008 telah terpilih menjadi presiden Amerika yang ke 44.

Para ibu-ibu rumah tangga, para eksekutif, bapak-bapak bahkan ada sebuah komunitas tertentu yang dengan sengaja bersorak-sorak dan berteriak-teriak dan ada yang dengan dana sendiri yang tidak sedikit melaksanakan syukuran dan pesta atas kemenangan Barack Obama. Rasanya orang-orang tersebut menginginkan orang (sosok) Obama di Indonesia.

Sebenarnya siapa sih Barack Obama itu??? Barry Hussein Obama atau yang lebih dikenal dengan nama Barack Obama, adalah seorang kulit hitam Afrika-Amerika yang lahir di Honolulu Hawai 47 tahun yang lalu dari seorang ayah bernama Barack Hussein Obama, Sr, dan Ibu seorang kulit putih dari Kansas bernama Ann Dunham. Ayah Obama meninggal pada sebuah kecelakaan, sehingga Ann Dunham menikah lagi dengan Lolo Sutoro, yang kemudian di boyong ke negeri Lolo yaitu Indonesia. Sampai dengan umur 10 tahun Barry Obama tinggal di Indonesia dan pernah mengenyam sekolah lokal SDN 01 Menteng Jl. Besuki Menteng Jakarta sebelum kembali ke Amerika ikut dengan kakek dan neneknya.

Dengan kondisi demikian, dan dengan posisi Barack yang demikian, adakah kontribusi positif terhadap pemerintahan di Indonesia?? Atau kemasyarakat Indonesia yang telah bersuka cita setelah terpilihnya Barack Obama menjadi presiden. Mungkin jawabnya yang tepat adalah belum tentu. Kenapa demikian? Amerika adalah negara Adidaya yang sudah mapan dan maju, yang mempunyai politik luar negeri Amereka sendiri, dan bukan politik luar negeri Obama, artinya Obama tidak bisa dengan seenaknya menjalin hubungan dengan negara lain tanpa melihat rambu-rambu yang sudah ada di Amerika.

Menjadi presiden di Amerika hanya terbatas pada melaksanakan janji-janji politiknya pada saat kampanye. Nah sekarang kita ingat-ingat kembali, adalah janji Obama pada saat kampanye akan membantu atau menjalin hubungan baik walaupun tersirat dengan negara muslim sebesar Indonesia?? Ini yang perlu di tanyakan.

Kalo saya lebih tertarik dengan John Mc Cain, kenapa demikian?? Di negeri yang subur makmur gemah ripah loh jinawi ini belum ada orang yang seperti John Mc Cain. Seorang negarawan, memiliki rasa nasionalisme tinggi, seorang yang besar hati. Pada saat diputuskan kalau Barack Obama yang memenangkan vote, maka John Mc Cain langsung berdiri di depan ribuan pendukungnya seraya menyampaikan pidatonya yang berisi ajakan untuk menerima kekalahan dengan besar hati dan mengakui kemenangan dan kelebihan Obama atas dirinya. Dan sekaligus mengajak pendukungnya untuk mendukung semua tugas dan program yang dicanangkan Obama untuk negeri Amerika.

Sangat berbeda dengan di Indonesia, begitu kalah dalam perhitungan pemilihan suatu kepala negara atau daerah, maka pemimpin yang kalah langsung berdiri di depan pendukungnya dan mengajak pendukungnya untuk memprotes perhitungan yang dianggap curang, mengulang perhitungan, (pilkada Jatim, Maluku dll) dan mengajak untuk memboikot seluruh program kerja pemimpin terpilih sekaligus menggoyang dan manjatuhkan pemimpin terpilih.

Memang untuk menjadi sebuah negara besar harus melalui pembelajaran yang panjang, tapi jangan terus belajar,, taruh kepentingan negara di atas segala-galanya. Jangan menaruh kepentingan pribadi, golongan dan partai di atas segala-galanya dan ingin menang sendiri. Coba para pemimpin berfikir “kalo semua pingin menang, siapa yang kalah” “kalau pemimpinnya tetap seperti ini, gak pernah dewasa dan seperti anak-anak, kapan menjadi negara yang besar negeri yang kita cintai ini..

No comments: